Terminal Petikemas Semarang Belum Dimanfaatkan Maksimal

Terminal Petikemas Semarang  atau lebih dikenal dengan TPKS masih belum dimanfaatkan dengan maksimal sebagai jalur transportasi ekspor. Padahal sebenarnya TPKS memiliki kapasitas yang cukup tinggi untuk mengirim ekspor.

TPKS sendiri masih belum menjadi pilihan, karena eksportir yang ada masih lebih sering melewati Tanjug Priuk, Jakarta dan Tanjung Perak, Surabaya. Pihak dari TPKS sendiri mengatakan ingin terus meningkatkan dan memaksimalkan potensi yang ada pada TPKS. Dengan memaksimalkan TPKS, maka aktifitas ekspor melalui terminal ini akan dapat membantu dan meringangkan Tanjung Priuk dan Tanjung Perak.

Kapasitas dari TPKS sendiri adalah bongkar muat mencapai 500.000 TEUs per tahunnya. TPKS juga terus melakukan pembukaan rute baru, misalnya rute dari Semarang ke Banjarmasin. Dengan penambahan rute ini, maka transportasi dari kedua wilayah khususnya untuk eksportir menjadi lebih mudah dan banyak pilihan.

Eksportir dari Jawa Tengah dan Jogja sendiri diakui oleh Pelindo III masih lebih senang menggunakan jasa dari Tanjung Priuk atau Tanjung Perak untuk mengekspor barang.  Dengan kondisi tersebut, bagi pengelola TPKS, ini menjadi salah satu tantangan agar dapat menarik peminat eksportir untuk dapat melakukan pengiriman ekspor tidak melalui kedua pelabuhan besar tersebut. TPKS hadir menjadi salah satu alternatif bagi eksportir, khususnya eksportir dari daerah Jawa Tengah dan Jogjak agar dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh TPKS dibanding harus melalui Tanjung Perak dan Tanjung Priuk.

Industri dari pelayaran Indonesia sendiri memang dikenal memiliki potensi yang besar, namun sayang hingga kini belum dapat dimaksimalkan dengan baik. Indonesia sendiri pada beberapa perjalanan untuk pasar Eropa, dan beberapa negara Asia lain harus melalui Singapura.