Surabaya – BUMD asal China tertarik melakukan inves pengembangan tol laut atau Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Akhir pekan kemarin (6/8) mereka datang ke Surabaya di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sekaligus mempelajari potensi pengembangan APGS.
Kujungan BUMD asal China tersebut dipimpin langsung oleh Yuan Yakang, Chairman of Nanjing Changjiang Waterway Engineering Bureau, serta Gu Guohua, Deputy Director of Nanjiang Changjiang Waterway Engineering Bureau, serta Zong Shunsong, Senior Advisor of East Java, dan Tan Jiaying dari Suki.
Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto mengatakan kunjungan tersebut sebagai tindak lanjut pasca kunjungan Gubernur Jatim Soekarwo ke Tiongkok, yang berusaha mengajak para pengusaha di negara tersebut untuk menanamkan investasinya di Jawa Timur. “Dalam kunjungan kerja Gubernur Jatim Soekarwo dan tim ekonomi Jatim ke China tersebut diberitakan mampu menarik investasi sebesar Rp 45 triliun,” tutur Edi.
“Rombongan BUMD Nanjing China bidang pengairan menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi dalam pemeliharaan APBS. Peluang ini harus ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan yang lebih teknis untuk membicarakannya secara detil dan mendalam,” ujar Edi.
Edi menerangkan kondisi ABPS saat ini memiliki panjang 25 mil laut dengan lebar 100 meter, serta kedalaman 9,5 meter LWS dengan dilengkapi 18 buah buoys sebagai sarana bantu navigasi (SBN). Kapasitas pergerakan kapal dalam setahun mencapai 27.000 kapal Dan saat ini dengan kondisi yang demikian, dijelaskan Edi, hanya mampu dilewati oleh kapal secara searah.
“Kondisi ini hanya mampu dilewati kapal searah saja, selain itu keterbatasan kedalaman menyebabkan akses kapal juga terbatas. Hal ini berdampak pada waiting time kapal menjadi tinggi yang ujung-ujungnya menghambat perkembangan angkutan dan perekonomian khususnya di Jatim serta kawasan Indonesia Timur,” tutur Edi.
Oleh sebab itu Edi mengutarakan supaya APBS dapat dioptimalkan, maka perlu dilakukan pelebaran dan pendalaman alur, dengan lebar menjadi 150 meter dengan kedalaman 13 meter LWS. Dengan kondisi ini kapasitas pergerakan kapal dalam setahun bisa ditingkatkan mencapai 58.000 kapal.
“Dengan demikian lalu lintas kapal yang semula hanya satu arah, menjadi dua arah. Disamping itu dapat diakses lebih banyak kapal sehingga memperkecil waiting time kapal, tentu ujung-ujungnya berdampak pada peningkatan perekonomian daerah,” pungkas Edi. m24
sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=095bb6830b8ad140a31f223aee2d58ed&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5