Otoritas Maritim Singapura Kembangkan Drone Untuk Kepentingan Kelautan

Maritime and Port Authority of Singapore (MPA) sedang mengembangkan kriteria penerimaan penggunaan pesawat udara atau drone untuk survei kapal di kapal yang terdaftar di Singapura.

Kriteria penerimaan akan siap pada kuartal pertama tahun depan, menurut otoritas pelabuhan.

Langkah tersebut didorong oleh meningkatnya penggunaan pesawat tak berawak yang dilengkapi kamera dan robot pengawas kapal untuk survei kapal, dan beberapa percobaan menggunakan pesawat tak berawak untuk memeriksa kapal kargo.

Metode inspeksi jarak jauh semacam itu telah digambarkan sebagai safeguard dan penghematan waktu untuk metode survei tradisional seperti pemasangan panggung di tangki kargo.

Surveyor kelautan tidak harus mempertaruhkan nyawa mereka dengan harus naik ke tempat yang tinggi atau terkena kondisi buruk untuk memeriksa cacat.

Selanjutnya, mulai bulan ini MPA akan memperkenalkan beberapa peningkatan layanan untuk lebih dari 4.600 kapal yang mengarungi bendera Singapura.

Ini akan mencakup hotline 24/7 untuk bantuan mendesak yang berkaitan dengan masalah teknis awak kapal, registri dan kapal. Selain itu, pada akhir tahun ini, MPA juga akan menerbitkan e-sertifikat langsung ke kapal yang terdaftar di Singapura. Perusahaan maritim Singapurajuga akan menerima bantuan dalam bentuk pelatihan pelaporan keberlanjutan, informasi MPA.

Dengan memanfaatkan Drone dalam pengecekan untuk survei barang yang akan masuk ke pelabuhan di Singapura tampaknya patut ditiru oleh Indonesia. Pemanfaatan teknolog iseperti Drone serta teknologi canggih lainnya memang sudah seharusnya dimanfaatkan untuk efektifitas serta efiensi dalam proses serta transaksi yang ada di pelabuhan di Indonesia.

Sebagai negara kepualauan, Indonesia memang memiliki batas-batas wilayah serta wilayah perairan yang luas. Wilayah luas ini tentunya akan sulit dipantau dengan maksimal, dan dibutuhkan tenaga lebih untuk melakukan banyak hal.

Teknologi dapat membantu banyak hal dalam pelabuhan, hingga ini dapat di adaptasi oleh pelabuhan yang ada di Indonesia, misalnya mencoba menerapkan apa yang baru saja di coba oleh otoritas kemaritiman Singapura.