ANGGOTA Gabungan Forwarders dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) dan Indonesian Forwarders Association (Infa) Kalsel menolak keras rencana penaikan tarif tempat penumpukan kontainer (TPK) yang diusulkan PT Pelindo III Cabang Banjarmasin dan Indonesian Ship Owner Association (INSA). Alasan penaikan dinilai tidak relevan dan terlalu mengada-ada.
Ketua DPW Gafeksi Infa Kalsel H La Ode Bahasani mengatakan investasi berupa fasilitas Container Crane (CC) yang dioperasikan di dermaga baru pada kenyatannya tidak terlalu diperlukan. Hampir semua kapal milik perusahaan pelayaran yang sandar sudah dilengkapi CC.
Selain itu pengelolaan pelabuhan peti kemas Trisakti Banjarmasin oleh Pelindo III dinilai belum maksimal. Apalagi anggota Gafeksi / INSA sebagai pihak yang akan terkena imbas langsung penaikan tarif tidak dilibatkan dalam pengajuan usulan.
Oleh karena itu La Ode mengatakan rencana penaikan tarif tersebut belum saatnya diajukan. “Kami merasa keberatan dengan usulan kenaikan tarif tersebut karena juga akan berpengaruh terhadap perekonomian secara makro di Kalsel dan akan menimbulkan gejolak harga barang. Ujung-ujungnya masyarakatlah yang akan dirugikan,” ungkap La Ode.
Dikatakannya, apabila kenaikan tarif diterapkan maka pengusaha ekspedisi juga akan menaikan harga jasa mereka. “Apabila tarif ekspedisi naik maka secara otomatis harga-harga di pasaran juga akan mengalami kenaikan. Apalagi saat ini merupakan saat yang rentan dimana menjelang Ramadan dan lebaran,” katanya.
Padahal, tarif lama dinilai Gafeksi Infa Kalsel masih sangat relevan untuk digunakan. Karena tarif lama didasarkan pada asumsi harga BBM Rp 6.000. Sementara saat ini harga BBM telah diturunkan.(dan)