Home | Login | BukuTamu | Kritik dan Saran
Search
Tentang Pelabuhan Pusat Berita Informasi Cabang & Anak Perusahaan Induk Perusahaan
 
 
05 – 01 – 2013
 
Tentang Pelabuhan
Profil Cabang
Bidang Usaha
Peta Wilayah
Pengembangan Pelabuhan
Fasilitas
Trafik
Pelayanan
Hinterland
Pengurus Cabang
Berita Pelabuhan
 

  Pengembangan Pelabuhan

LOKASI PELABUHAN BENOA

Pelabuhan Benoa terletak di Propinsi Bali secara administratif tercakup pada Kabupaten Badung dan Kota Denpasar atau tepatnya pada 115o 12′ 30″ garis Bujur Timur dan 08o 44’ 22″ Lintang Selatan, yaitu di bagian selatan Pulau Bali atau tepatnya di Teluk Benoa Denpasar Selatan.

  

RENCANA PEMBANGUNAN TERKAIT PELABUHAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, maka kebijakan pengembangan Pelabuhan Benoa diarahkan untuk mampu mengantisipasi:

  1. Perkembangan pariwisata yang menggunakan kapal cruises yang saat ini berlabuh di Padangbai dan kapal perang negara sahabat.
  2. Keaneka-ragaman wisata bahari yang berkembang di Bali.
  3. Implementasi kerjasama Pemda dengan Northern Territory Australia.
  4. Perkembangan ekspor ikan dengan pengolahannya.
  5. Perkembangan ekspor hasil industri yang menggunakan peti kemas.
  6. Perkembangan kebutuhan BBM untuk pewasat udara dan kegiatan lainnya.

           RENCANA TATA RUANG DAERAH PROPINSI BALI

Berdasarkan Perda Provinsi Bali No. 3 Tahun 2005 tentang RTRW Bali pasal 33 ayat 3 fungsi Pelabuhan Benoa adalah sebagai pelabuhan laut internasional untuk pelayaran kapal penumpang, pariwisata, perikanan khusus ekspor, peti kemas ekspor–impor barang kerajinan, seni dan garmen serta pelayanan sembilan kebutuhan pokok.

 

Berdasarkan arahan RTRW Bali dan kondisi fisik lingkungan kawasan Teluk Benoa, pengembangan pelabuhan Benoa direkomendasikan dapat diperluas untuk melengkapi dermaga dan fasilitas pelabuhan perikanan, pelabuhan umum, pelabuhan pariwisata dan pelabuhan barang peti kemas secara terbatas.

 

Sebagai pelabuhan penumpang dan pariwisata, pelabuhan Benoa perlu mengembangkan fasilitasnya seperti: dermaga, kolam pelabuhan, kolam marina, mengingat posisi pelabuhan Benoa yang sangat strategis terletak sangat dekat dengan bandara internasional Ngurah Rai sehingga berpeluang sebagai tempat alih moda bagi penumpang pesawat udara untuk memanfaatkan kapal laut ke tempat tujuannya. Disamping itu pelabuhan Benoa dapat mendukung pertumbuhan kegiatan wisata bahari di perairan Bali Selatan, Nusa Penida dan Nusa Tenggara.

Sebagai pelabuhan perikanan, pengembangan pelabuhan Benoa diarahkan sebagai pelabuhan pengekspor ikan tuna segar dengan pertimbangan lokasinya yang sangat dekat dengan bandara udara internasional Ngurah Rai.

 

Pada RDTR ini juga disebutkan bahwa pelabuhan Benoa untuk sementara tetap dapat dikembangkan sebagai pelabuhan peti kemas dengan memanfaatkan lokasi yang ada sampai saatnya nanti infrastruktur pelabuhan Celukan Bawang, yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Bali sebagai pelabuhan peti kemas, memenuhi syarat untuk menggantikan fungsi pelabuhan peti kemas yang ada di Pelabuhan Benoa.Berdasarkan kebijakan ini, dalam RDTR ini tercantum bahwa luas daerah kerja daratan pelabuhan Benoa seluas 143 Ha.

 

        RENCANA INDUK PELABUHAN BENOA

KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN BENOA

  1. Perkiraan Kebutuhan Dimensi Dermaga
    Berdasarkan analisa dan proyeksi arus barang dan indicator ekonomi makro maka kebutuhan dermaga pada masa mendatang adalah:
    • Dermaga Timur
      Sebagai dermaga umum dan pariwisata 20×290 + 20×150 + 20×150 + 20×400
    • Dermaga Selatan
      Sebagai dermaga kapal curah, general cargo, dan kapal survei 15×206 + 15×150
    • Dermaga Barat
      Sebagai dermaga perikanan 8×450 + 8×300 + 8×850
  2. Perkiraan Dimensi Fasilitas Penampungan Barang
    Penumpukan peti kemas 25.332 m2, harbour crane kapasitas 25 ton, forklift kapasitas 10 ton.
  3. Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Penunjang
    1. Terminal Penumpang Dan Fasilitas Keimigrasian
      • Imigrasi dan pemeriksaan bagi para wisatawan kapal pesiar.
      • Area ini menjadi pintu masuk utama (main entrance) bagi wisatawan kapal pesiar yang berkunjung ke area pelabuhan Benoa.
    2. Shopping Arcade
      • Merupakan ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai space gathering bagi para wisatawan mancanegara maupun lokal yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas komersial yang menyediakan makan dan minum, toko-toko dan kios-kios yang menjual barang-barang kerajinan dan souvenir yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.
      • Ruang terbuka didesain dalam bentuk square atau plaza, yang dapat dimanfaatkan sebagai festive market yang bersifat temporal, dengan tema yang selalu berubah-ubah.
      • Lighting dan street furniture merupakan elemen yang penting untuk diperhatikan dalam mendesain shopping arcade, untuk mendukung fungsinya sebagai area komersial yang atraktif.
    3. Boardwalk
      • Merupakan ruang terbuka publik yang berada di sepanjang kawasan pelabuhan dengan lingkungan yang nyaman.
      • Konsep ruang terbuka yang liveble diciptakan dengan cara menghadirkan fasilitas komersial berupa pertokoan di sepanjang broadwalk yang menjual berbagai jenis barang, serta menghadirkan berbagai atraksi kesenian dalam bentuk street performance, yaitu dengan cara melibatkan kelompok-kelompok kesenian setempat.
      • Mendesain broadwalk dengan memperhatikan detail dan skala manusia sangat penting, demi kenyamanan wisatawan dalam menikmati suasana. Begitu pula hanya dengan keberadaan shelter yang nyaman.
      • Lighting yang didesain dengan sedemikian rupa dapat menjadi elemen yang menarik dan rekreatif pada malam hari, khususnya di sepanjang area broadwalk, disamping berfungsi sebagai pembentukan image/citra kawasan.
    4. Fisherman Wharf
      • Fisherman Wharf merupakan ruang terbuka publik yang terletak di sekitas area pelabuhan, yang di desain degan menghadirkan berbagai atraksi menarik yang dapat menarik kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal.
      • Merupakan area komersial yang menyediakan fasilitas-fasilitas makan dan minum bagin wisatawan, dimana lokasi ini akan dirancang untuk menjadi area wisata kuliner yang menyajikan makanan khas Bali yang memiliki citarasa internasional.
      • Merupakan kombinasi desain antara ruang terbuka publik yang nyaman, berbagai fasilitas komersial dan atraksi yang menarik, atraktif dan rekreatif.
      • Keunikan, fungsi yang beragam, serta berbagai atraksi yang menarik merupakan faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mendesain sebuah fisherman wharf.
      Fasilitas fisherman wharf antara lain:
      1. Tent Café: Merupakan area yang menyajikan makanan dan jajanan khas Bali dan nusantara dengan menu khas hidangan laut dengan kualitas internasional.
      2. Café and shop: Café dan shop sebagai area istirahat dan bersantai (lounge) serta terdapat took dan warung-warung yang menjajakan makanan dengan citarasa internasional.
      3. Area wisata kuliner: merupakan area yang meyajikan makanan dan jajanan khas Bali dan nusantara dengan menu khas hidangan laut dengan kualitas internasional.
    5. Service
      • Menyediakan fasilitas-fasilitas pelayanan/jasa untuk wisatawan yang berkunjung ke kawasan pelabuhan Benoa, baik wisatawan kapal pesiar maupun wisatawan yang berkunjung dengan motivasi untuk berwisata/berekreasi di kawasan pelabuhan Benoa.
      • Service atau layanan jasa berupa baggage handling, disediakan bagi wisatawan kapal pesiar khsususnya yang ingin melakukan tranfer moda menggunakan pesawat udara, bus atauipun moda transportasi lainnya.
      • Fasilitas cruise committee disediakan untuk memudahkan proses manajemen atau pengelolaan kawasan pelabuhan Benoa, yang ke depan akan berkembang sebagai sebuah fasilitas penunjang. Dimana nantinya kawasan Benoa akan menjadi daerah tujuan wisata yang memiliki kemenarikan tersendiri.
      • Parking area, merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai area parkir kendaraan bermotor. Area parkir juga disediakan dalam bentuk indoor (di dalam bangunan) terkait dengan efisiensi penggunaan lahan.

 
 
     
copyright@2008 - Sub Direktorat Teknologi Informasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III