Corporate
Secretary
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) [email protected]
Pelindo III Cabang Sampit Tanamkan Investasi di Pelabuhan Bagendang
Tanggal Kirim:07 Juni 11
Sampit, Pelita General Manager Pelindo III Cabang Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah (Kalteng) Abdul Rofid Fanany, ketika dikonfirmasi Rabu (1/6) di Sampit mengatakan, pihaknya menanamkan investasi sebesar Rp200 miliar lebih untuk membangun kawasan pelabuhan Bagendang, sekitar 18 km dari pelabuhan Sampit yang lama, karena dinilainya sangat prospektif.
Sebab, Kotim yang memiliki banyak perkebunan sawit dengan luasan lahan terluas dari kabupaten lain di Kalteng, jika terjadi produk kelapa sawit beserta turunannya seperti CPO, kernel dan lainnya maka memerlukan sarana, prasarana dan mobilitas yang tinggi untuk diekspor maupun diantar pulaukan melewati pelabuhan.
Menurut Abdul Rafid Fanany yang biasa disapa Ivan ini mengatakan, sejak diresmikan operasionalisasinya pada bulan Juni 2010 lalu oleh Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang SH, pelabuhan Bagendang sudah diperuntukan bagi pelabuhan peti kemas dan terminal curah. Disini juga akan dibangun pergudangan, perkantoran sarana pendukung ke pelabuhan dan pabrik industri hilir produk CPO dan turunannya. Sehingga kawasan ini menjadi kawasan industri dan pelabuhan Bagendang merupakan pelabuhan yang multipurpose.
Diungkapkannya pula, sedangkan pelabuhan Sampit yang ada sekarang nantinya hanya akan menjadi pelabuhan penumpang dan kapal roro. Karena melihat potensi geliat perekonomian Kotim yang sangat menjanjikan, dimana banyak karyawan perusahaan perkebunan sawit yang berbelanja ketika hari libur kerja. Pihaknya berencana juga di lahan pelabuhan Sampit yang ada sekarang akan dibangun bertingkat untuk mall dan hotel. Sehingga penumpang yang akan naik dan turun ke pelabuhan Sampit juga akan menikmati kemudahan berbelanja dan menginap.
Karena menurutnya, jumlah penumpang dari tahun-ketahun yang turun dan naik di pelabuhan Sampit jumlahnya sangat menanjak termasuk mobilitas barang dan jasa. Sebab itu, ini juga potensi yang dilirik pihaknya untuk mengembangkan sayap bisnis sekaligus memberikan pelayanan kepada penumpang yang menggunakan kapal laut.
Ditekannya pula, pihaknya tidak bisa bekerja sendirian untuk mengembangkan pelabuhan terbesar di Kalteng ini, melainkan bekerjasama dengan beragam pihak dan pemerintah daerah. Untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan yang menunjang mobilitas angkutan jalan darat dengan jumlah tonase beban yang bisa diatas 8 ton. Alternatif lain juga membangun rel kereta api untuk mengangkut produk kelapa sawit dari perkebunan seperti yang dicanangkan Gubernur Kalteng. Sedangkan alur muara sungai Mentaya yang dangkal karena endapan lumpur dan sudah lama tidak dikeruk sejak tahun 2003 lalu. Pada bulan Mei tahun berjalan ini sudah dilakukan pengerukan dengan biaya APBN. (rag)