PRESS RELEASE
KESELAMATAN ADALAH HARGA MATI
SEMARANG – Seperti itulah yang dikatakan Edi Priyanto, Kepala Humas Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) saat menjadi pembicara dalam acara Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Selasa (17/4). Karena menyangkut nyawa seseorang, SMK3 menjadi aspek penting yang harus diperhatikan ketika memulai pekerjaan apapun, dimanapun, dan kapanpun.
Berdasarkan sumber data dari PT Jamsostek, data kecelakaan kerja selalu meningkat tahun demi tahun. Tercatat pada tahun 2009 dari 96.314 kasus kecelakaan kerja, sebanyak 2.144 meninggal dunia. Selanjutnya pada tahun 2010 terjadi 98.711 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah 1.965 orang yang meninggal, 3.662 pekerja mengalamai cacat fungsi, sebanyak 2.713 cacat sebagian, dan 31 orang cacat total. Terakhir pada tahun 2011, kasus kecelakaan kerja meningkat menjadi 99.419 kasus.
Melihat kecenderungan itu, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas mengadakan sosialisasi pelaksanaan SMK3 dengan tema Pelabuhan Tanjung Emas Berbudaya K3 – GET With Us. “Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan tetapi disebabkan karena perbuatan atau tindakan berbahaya dan kondisi yang berbahaya”, kata Edi Priyanto
Ia menambahkan, penyebab dasar kecelakaan adalah kesalahan manusia atau human error. “85% disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman, seperti kurang pengetahuan, tidak mematuhi peraturan K3, sembrono, atau mabuk karena mnuman alkohol. Sedangkan 15% itu disebabkan oleh kondisi berbahaya atau unsafe condition, contohnya kecepatan tidak aman, peralatan rusak, penyalahgunaan wewenang, dan iklim kerja yang tidak sesuai.”
Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, pria berkacamata ini menyarankan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). “Ibaratnya orang yang memakai masker saja, ketika dilepas maskernya kotor di permukaan luar, apalagi yang tidak, kondisi kasihan paru-parunya.” Ia juga mengatakan penggunaan APD disesuaikan dengan sifat dan jenis barang yang dikerjakan. “Contohnya di pelabuhan, terdapat pelindung mata, pernafasan atau paru-paru, tangan, kaki, telinga, kepala, pelindung di laut, dan pelindung bekerja di ketinggian.”
Selain membahas soal SMK3, sosialisasi yang mengundang pengguna jasa kepelabuhanan seperti Perusahaan Bongkar Muat (PBM), Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), agen pelayaran, Koperasi TKBM dan Adpel Pelabuhan Tanjung Emas ini juga membahas soal standarisasi alat bongkar muat, sosialiasi tanggap darurat seperti ancaman bom, bencana alam, kebakaran) dan perlakukan terhadap limbah Barang Berbahaya dan Beracun (B3).
Hadir pada acara tersebut, General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, Rismarture Sidabutar yang menyatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berawal dari kesadaran pribadi. ”APD hanya menjadi alat untuk menimalisiir terjadinya kecelakaan. Kami berharap instansi-instansi kepelabuhanan yang hadir hari ini memahami hal tersebut. Keselamatan bekerja bermanfaat bagi dirinya sendiri dan keluarga yang disayangi disamping bermanfaat dalam kelancaran proses produksi.
Info lebih lanjut hubungi :
Humas PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Emas
Jln. Coaster no.10 Semarang
Husninatul Ghassani (Nina)
085 641 785 741
Email: [email protected]