Dengan lokasi geografis yang strategis,
Cabang Tenau Kupang punya peluang jadi pelabuhan
besar. Tetapi masih terkendala hinterland
KETIKA tahun 1224 perajurit Majapahit melakukan ekspedisi ke timur, setelah lewat Gurun dan Sape, mereka menemukan kerajaan berdaulat yang diperintah petinggi keturunan Sina Sulin Malaka. Dalam catatan perjalanan mPu Prapanca, di pulau yang terdiri dari beberapa kerajaan kecil ini mempunyai hasil bumi melimpah, seperti kemiri, jagung dan buah asam. Tetapi yang sangat mengesankan adalah hasil taru arum yang kemudian dikenal sebagai cendana dan gaharu.
Nusa Cendana (Timor) dan kebanyakan pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur diperkirakan sudah memiliki usia kesejarahan 13.500 tahun sebelum Masehi. Tetapi baru pada 350 tahun sebelum Masehi, muncul dipanggung sejarah ketika pendatang dari India Belakang menjejakkan kaki ke kawasan tersebut. Namun data tertulis yang pertama, dating dari catatan Can Yu Kua yang pada Abad ke-7 telah berkunjung ke negeri yang disebut sebagai Tiwu.
Kunjungan bangsa barat pertama, dilakukan oleh pedagang Portugis yang pada 19 Desember 1645 mendapat konsesi dari raja Halong untuk membangun missipnaris keagamaan disamping kantor dagang. Pada masa Hindia belanda, kawasan ini disebut sebagai Lesser Sunda East yang diadopsi ke bahasa Indonesia menjadi Provinsi Sunda Kecil yang beribukota di Singaraja, Bali. Kemandirian Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi dimulai sejak tangga 14 Agustus 1958 berdasar UU No.6/1958.
Komoditas Unggulan
“Sajak masa lalu, yang melambungkan nama NTT memang kayu cendana dan hasil bumi lain. Tetapi kami tidak terpaku pada komoditas tradisional yang ada, karena itu kami harus bekerja keras mencari peluang baru” jelas Manager Pelabuhan Cabang Tenau Kupang Bambang Priyanto kepada Reporter Dermaga.
Tetapi masalahnya, peluang apa yang bisa diraih ? Sebab komoditas unggulan yang bisa dimuat dari pelabuhan Tenau saat ini tetap terbatas kepada batu marmer, batu hias, mete, kemiri dan vanili. Sedangkan untuk pemuatan kayu cendana sangatlah terbatas, karena tanaman kayu harum ini sudah dinyatakan sebagai salah satu tanaman yang dilindungi agar tak mengalami kepunahan.
Bagaimana dengan industri di daerah hinterland ?
“Sebenarnya di Kupang terdapat industri semen, tetapi pada saat ini pabriknya sedang mengalami masalah, hingga tak bisa terlalu diharapkan. Bahkan untuk pasar local Pulau Timor saja harus dipasok dari luar” ungkap Asmen Usaha Pelabuhan Tenau Kupang – Edwarnul Djohar.
Memang cukup ironis, ketika Pabrik Semen Kupang membangun instalasi kedua justru pabrik Semen Kupang I malah dibiarkan tidak berproduksi. Pada saat Reporter Dermaga berkunjung ke Kupang, di Kelurahan Manulai II Kecamatan Alak juga sedang diresmikan pembukaan pabrik semen yang merupakan investasi PT Semen Fatoele’oe Permai. Namun dari informasi yang dikumpulkan, investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dibawah naungan Yayasan Dharma Bhakti Nusantara tersebut mencapai Rp.30 triliun tersebut juga belum membereskan ijin usahanya.
Dukungan hinterland yang belum maksimal ini, ditambah dengan tak jelasnya kelanjutan Kapte Rote nDau yang dimaksud untuk meningkatkan perekonomian NTT. Akibat dari ketidak jelasan ini, maka Sentra Industri Bolok juga ikut mati suri.
Pelabuhan Hub ?
Ditinjau dari eksisting fasilitas dan poeralatan yang dioperasikan, Pelabuhan Tenau Kupang dapat disebut sebagai pelabuhan kelas-2 terbesar di lingkungan kerja PT Pelindo III. Namun dalam pendapatan, bila dibanding dengan Pelabuhan Kawasan Batulicin, tentu belum dapat dipersamakan.
“Penyebab utamanya terletak pada dukungan hinterland yang tak maksimal. Selain itu, Pelabuhan Cabang Tenau Kupang juga masih menanggung penyusutan yang mengakibatkan tertekannya pendapatan” ujar Manager Cabang Tenau Kupang.
Fasilitas yang dioperasikan Pelabuhan Cabang Tenau Kupang meliputi Dermaga Multiguna sepanjang 237,63 meter dengan kedalaman kolam -19 meter LWS dan dapat untuk melayani kapal sekitar 5.000 DWT. Juga terdapat Dermaga Nusantara sepanjang 223 meter dengan kolam -13 meter LWS dan mampu melayani kapal sekitar 5.000 DWT disamping Dermaga Lokal sepanjang 100 meter dengan kedalaman kolam -7 meter LWS untuk kapal sekitar 2.000 DWT dan Dermaga Pelra sepanjang 50 M kedalaman kolam -4,5 meter LWS untuk kapal-kapal sekitar 700 DWT.
Peralatan bongkar muat yang dioperasikan antaralain forklift 5 dan 10 ton serta crane dengan kapasiotas 100 ton.
Dalam rangka penciutan jumlah pelabuhan internasional menjadi hanya 25 di seluruh Indonesia, diperkirakan Tenau Kupang akan termasuk ke dalam salah satu pelabuhan yang tetap dipertahankan sebagai pelabuhan umum yang terbuka untuk perdagangan internasional. Bahkan kemungkinan akan diarahkan menjadi salah satu pelabuhan hub nasional di lingkungan Pelindo III bersama Tanjung Perak dan Tanjung Emas Semarang. Pertimbangannya adalah, posisi geografis Pelabuhan Tenau Kupang yang mempunyai akses langsung dengan pelabuhan-pelabuhan di negara tetangga seperti Dilli di Timor Leste serta pelabuhan-pelabuhan di North Teritory Australia.
Jemput Bola
“Dengan kondisi yang ada sekarang, sebagai Manager Cabang kami harus tidak boleh sekedar duduk menunggu pelanggan. Tetapi harus jemput bola dengan mencari setiap peluang yang ada. Seperti yang terakhir ini, kami diajak oleh Dinas Pariwisata Provinsi NTT untuk melakukan road show ke Miami, Amerika Serikat, dengan tujuan untuk memperkenalkan potensi wisata alam di provinsi ini. Sukur-sukur nantinya bisa menggaet kunjungan kapal-kapal cruise pengangkut wisatawan mancanegara yang tiap tahunnya melakukan perjalan keliling dunia. Selain singgah di Benoa, kami akan coba agar mereka mau singgah di salah satu pelabuhan di NTT, untuk mengunjungi lokasi wisata di Pulau Komodo” kata Bambang Pri pula.
Seiring dengan pertumbuhan pedagangan yang hanya berkisar pada 3,63% dalam waktu lima tahun terakhir, maka Pelabuhan Tenau Kupang juga mengalami kondisi pertumbuhan yang tidak terlalu signifikan. Hal ini tampak dari laporan trafik tahun 2003 sampai 2007 sebagai berikut:
No.
|
URAIAN
|
SATUAN
|
REALISASI
TAHUNAN
2003 2004 2005 2006 2007
|
1
2
3
4
5
6
7
|
ARUS KAPAL
ARUS BARANG
(Luar
Negeri)
(Dalam
Negeri)
ARS PETIKEMAS
ARUS PENUMP.
ARUS HEWAN
BBM
|
UNIT
GT
TON
M3
TON
M3
BOX
TEU¿s
Naik
Turun
Muat
Bongkar
Ton/Kl
|
2.390 2.809 2.623 2.607 2.540
4.657.344 4.778.115 4.142.538 3.272.183 3.087.096
12.100 17.921 10.427 54.500 30.000
– – – – –
287.788 298.652 306.327 327.158 415.129
200.977 227.862 196.080 217.923 226.499
12.320 15.684 18.988 19.254 24.665
12.320 15.685 18.988 19.254 24.677
153.400 157.727 128.347 204.943 96.422
169.373 157.491 128.502 194.381 92.605
36.337 68.312 50.449 46.844 49.630
– – 410 228 2
486.417 547.346 442.365 590.121 642.081
|
Dalam penjelasannya, Manager pelabuhan Cabang Tenau Kupang menyebutkan bahwa pada saat ini, selain mencoba untuk mendorong kunjungan kapal wisata luar negeri, juga tengah terjadi negosiasi dengan PT Semen Bosowa yang akan membangun silo untuk pengantongan semen di lahan Pelabuhan Tenau Kupang guna memasok kekurangan semen di NTT. Sementara peluang yang sudah berjalan adalah pelayanan aspal curah, yang dilakukan oleh PBM Pelabuhan Cabang