SURABAYA, kabarbisnis.com:Perum Bulog Divisi Ragional (Divre) Jawa Timur (Jatim) memperkirakan Pelabuhan Tanjung Perak akan dijadikan sebagai pelabuhan transit dalam realisasi impor beras oleh pemerintah di akhir tahun ini.
“Kalau harapan kami Jatim tidak digunakan sebagai transit. Namun kalau melihat kondisi pelabuhan di Indonesia, maka besar kemungkinan Tanjung Perak digunakan sebagai pelabuhan transit untuk impor beras besok. Karena Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang menjadi pintu masuknya barang ke wilayah Indonesia Timur,” ungkap Kepala Bulog Divre Jatim, Agusdin Fariedh di Surabaya, Senin (18/10/2010).
Lebih lanjut, Fariedh mengatakan bahwa selama ini rencana pemerintah untuk melakukan impor beras telah mendapatkan protes keras dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).
Langkah penolakan ini dilakukan karena Pemprov berasumsi, produksi beras Jatim tahun ini masih surplus dan tidak mengalami kekurangan hingga panen 2011.
Untuk itu, jika umpamanya Tanjung Perak jadi digunakan pelabuhan transit, maka Bulog Divre Jatim akan berupaya menjembatani antara kepentingan pemerintah pusat dengan Jatim.
Sebab untuk pengiriman beras impor tersebut tidak bisa melalui beberapa pelabuhan kecil. Sementara pelabuhan utama di Indonesia hanya di Medan, Jakarta, Semarang, Tanjung Mas dan Tanjung Perak.
“Jatim memang tidak mengalami kekurangan. Stok kita hingga saat ini mencapai 245.000 ton, cukup untuk kebutuhan hingga 5 bulan kedepan. Dan kami perkirakan untuk pengadaan 2011 akan terealisir lebih awal, sekitar Februari 2011. Dan impor itu memang tidak diperuntukkan bagi Jatim,” lanjutnya.
Sementara untuk pengamanan, nantinya Bulog juga akan meminta kepada beberapa pihak untuk melakukan pengawasan secara ketat, meski Fariedh mengaku kebocoran beras impor di Jatim melalui Tanjung Perak diperkirakan tidak akan terjadi.
“Kalau kebocoran, tidak mungkin terjadi karena ini adalah kesepakatan government to government (G to G). Jadi mekanismenya nanti dari Tanjung Perak langsung masuk gudang Bulog dan selanjutnya akan didistribusikan ke berbagai wilayah yang ditentukan oleh pusat,” terang Fariedh.
Sebagaimana diketahui, saat ini pemerintah bertencana akan mengimpor 300.000 hingga 400.000 ton beras dari Thailand dan Vietnam. Diperkirakan, impor akan datang sekitar bulan Desember 2010 melalui beberapa pelabuhan utama.
Kebijakan ini dilakulan untuk menjaga stok beras nasional sebesar 1,5 juta ton hingga akhir tahun, sebab stok beras nasional sampai akhir tahun diperkirakan kurang dari target 1,5 juta ton.kbc6
sumber:kabarbisnis.com