Surabaya – Badan Usaha Pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) optimistis pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong di perbatasan Gresik-Surabaya tidak bermasalah karena telah mengantongi izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
“Sebelum tahap pembangunan, kami pastikan proses tersebut telah melewati perjalanan kajian yang panjang dan mendalam,” kata Kepala Humas PT Pelindo III (Persero), Edi Priyanto, ketika ditanya terkait perizinan pembangunan Terminal Teluk Lamong, di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, realisasi pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong bertujuan mengembangkan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang lahannya sudah tidak mungkin diperluas saat ini, apalagi diperkirakan beberapa tahun lagi daya tampung di Tanjung Perak terancam mengalami stagnasi.
“Untuk itu, kami perlu segera membidik lokasi lain yang tidak terlalu jauh dari lokasi sekarang ini agar stagnasi di Tanjung Perak dapat teratasi,” ujarnya.
Ditanya isu spekulatif jika proyek Teluk Lamong menjadi penyebab banjir Kali Lamong, jelas dia, kondisi tersebut tidak ada kaitan antara luapan air Kali Lamong dengan pembangunan terminal tersebut.
“Sesuai hasil penelitian (Bathymetri), pada muara Kali Lamong dan Kali Sememi pada bulan Maret 2011, didapatkan hasil bahwa muara kali tersebut telah terjadi pendangkalan,” katanya.
Ia menyebutkan, pendangkalan itu yakni pada saat air surut terendah elevasi dasar sungai sudah melebihi 1,2 meter “Low Water Spring/LWS” (di atas muka air surut terendah). Faktor penyebabnya, sedimentasi yang cukup tinggi.
“Kalau sedimentasi tinggi itu dibiarkan bisa berdampak semakin kecilnya kapasitas aliran Kali Lamong sehingga mengakibatkan banjir,” katanya.
Kini, proyek Pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong telah melaksanakan pekerjaan fisik paket A yang terealisasi 30 persen. Sementara itu, proyek paket A yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan tahap pembangunan dermaga seluas 500 x 50 meter persegi.
“Bahkan, saat ini dalam tahap pemasangan tiang pancang yang tidak menimbulkan buangan apa pun ke perairan sehingga tidak akan menambah sedimentasi,” katanya.
Selain itu, ulas dia, lokasi pembangunan Teluk Lamong sangat jauh dari lokasi Kali Lamong yaitu sekitar 1,5 km. Lokasi pembangunan dermaga Terminal Multiporpose Teluk Lamong berada di sebelah dermaga Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS).
“Di lain pihak, sesuai kajian konsultan independen dan survei hydrograpi dari ITS, pembangunan dermaga Teluk Lamong dinilai aman,” katanya.
Apalagi, lanjut dia, cetak biru pembangunan dermaganya akan menggunakan teknologi ramah lingkungan dan tidak mengganggu arus di Selat Madura.
Pada awalnya, dermaga akan dibangun pada titik lebih ke barat tetapi sesuai kajian ITS yang memperkirakan adanya pendangkalan yang lebih cepat, lokasi pembangunan Teluk Lamong digeser menjadi lokasi sekarang.
sumber:antarajatim.com