SEMARANG : Manajemen Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) menyatakan pesimistis produksi bongkar muat kontainer 2010 mampu melampaui realisasi 2009, meski ACFTA berpotensi mendongkrak kinerja impor.
Pesimistis tersebut juga menyusul produksi bongkar muat kontainer ekspor-impor selama 2009 yang mengalami penurunan 5,6% menjadi 356.461 twenty equivalent unit’s (TEU’s) dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai 373.644 TEU’s.
Manajer Operasi TPKS Mursidi mengatakan penurunan produksi pada 2009 itu disebabkan anjloknya arus pengiriman barang baik ekspor maupun impor akibat krisis global, terutama pada kuartal pertama, meski selanjutnya relatif membaik.
Namun, dia menambahkan realisasi 2009 itu tercatat melampaui taksasi [taksiran potensi] sebesar 343.309 TEU’s [104,26%] dan target sebesar 332.449 TEU’s [110,33%].
Dengan penurunan produksi tersebut, pihak manajemen TPKS tahun ini tidak berani menargetkan terlalu tinggi, hanya 355.323 TEU’s, atau mengalami penurunan 0,32% dari 2009.
“Kami tidak berani menargetkan terlalu tinggi, meski dampak krisis global ditengarai sudah lewat, ditambah proyeksi membaiknya kondisi perekonomian dan pelaksanaan ACFTA,” ujarnya kemarin.
Mursidi menuturkan pelaksanaan Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang dimulai tahun ini memang berpotensi mendongkrak kinerja impor, sedangkan ekspor relatif stabil.
Potensinya tersebut, dia melanjutkan terutama dengan proyeksi membanjirnya berbagai produk China di negara ini, termasuk di Semarang [Jateng] yang sudah dikhawatirkan banyak kalangan, khususnya pengusaha.(sumber:bisnis/ndul)
|