SURABAYA (Bisnis.com): Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara berupaya untuk
meningkatkan kinerja BUMN sektor industri galangan kapal dalam
kapasitas dan kecepatan membangun kapal dengan melakukan sinergi
sedikitnya lima sektor usaha dengan selogan keluarga BUMN.
Upaya itu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas serta kecepatan
produksi galangan nasional khususnya BUMN dalam menghadapi peluang
usaha sektor itu termasuk didalamnya persiapan penerapan azas
cabottage pada industri pelayaran di Indonesia.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan
Transportasi Kemenetrian BUMN, Sahala Lumban Gaol, menegaskan kapasitas
pembangunan kapal nasional khususnya yang dilakukan BUMN banyak
memproleh apresiasi positif terkait hasil pengerjaan termasuk kualitas
produk kapal yang dihasilkan.
“Kritik yang banyak dilontarkan pelaku usaha terkait lamanya proses
pembangunan kapal yang rata-rata memakan waktu 18-24 bulan. Untuk itu
perlu percepatan agar proses pembuatan kapal bisa lebih efisien.
Pemerintah telah menelorkan program sinergi BUMN khusus di sektor
galangan agar halangan itu bisa teratasi,” kata Sahala kepada Bisnis.com
di sela-sela peluncuran kapal tanker Avila produksi PT Dok dan
Perkapalan Surabaya, akhir pekan lalu.
Sahala mencontohkan produk DPS terbaru yaitu MT Avila yang merupakan
kapal produksi ke-600 pesanan Prestige Marine Services, operator kapal
asal Singapura itu lama pengerjaannya 18 bulan.
“Kalau kualitas produk DPS tidak perlu diragukan, ini komentar
Prestige Marine Services. Karena kapal lainnya MT Vanda yang telah
diserahkan tahun lalu kini telah dioperasikan di laut sekitar Spanyol.
Namun, kendala lama waktu mesti bisa diatasi agar DPS maupun industri
galangan lainnya bisa bersaing lebih kuat lagi,” ungkapnya.
Program keluarga BUMN, lanjut dia, akan mensinergikan sedikitnya lima
sektor usaha antar BUMN seperti sektor industri baja, sektor
permesian, sektor perbankan dan industri galangan sendiri.
Khusus untuk industri galangan skala BUMN kini berjumlah empat
perusahaan yaitu PT PAL, PT DPS (keduanya di Surabaya), PT Dok
Kojabahari (Jakarta) dan PT Industri kapal Indonesia (Makasar)
“Bila kelima sektor itu bisa bersinergi dipastikan kendala waktu akan
dapat ditanggulangi, termasuk kemungkinan pihak perbankan dapat
melakukan pembiayaan sejak proses awal,” tegasnya.
Tambah pesanan
Sahala menegaskan Prestige Marine Services sendiri telah menyanggupi
untuk memesan lima unit kapal lagi ke DPS namun nilainya masih
dirahasikan.
“Dengan kontrak baru itu maka total kapal pesanan Prestige Marine
Services sebanyak delapan buah, karena sebelumnya telah ada tiga kapal
yang telah diteken kontraknya dan dua kapal telah diserahkan,”
ungkapnya.
Datuk Mohammad Zein Abdullah, Executive Chairman Manager Singapore
Prestige Marine Services PTE, Ltd mengakui bila pihaknya tengah
merencanakan untuk menambah pesanan kapal tanker agar dikerjakan DPS.
“Pesanan pasti ada dan akan dikerjakan DPS, namun hal ini [order
pesanan] kini masih dibahas lebih detail,” kata Zein Abdullah kepada
pers, akhir pekan lalu. (ts)
sumber:bisnis.com