SURABAYA, kabarbisnis.com: Pemberlakuan Asean China Free Trade Agreement per 1 Januari 2010 ternyata belum dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha Indonesia secara maksimal. Hal itu terlihat dari data pengajuan Surat Keterangan Asal (SKA) secara nasional yang hanya mengalami peningkatan yang cukup kecil dibanding 2009.
‘Kita lihat gejalanya seperti itu. Banyak pengusaha yang mengeluh terserang oleh produk impor. Ironisnya, pengusaha kita sendiri terlihat belum begitu bersemangat melakukan ekspor sebagai pemanfaatan ACFTA,’ ujar Deputi Direktur Iklim Usaha Ekspor Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Djunaedi, Surabaya, Rabu (17/3/10).
Menurut Djunaedi, pertumbuhan pengajuan SKA secara nasional hanya berkisar 10% saja. Besaran itu dianggapnya tidak sebanding dengan gelombang produk impor yang jauh lebih besar.
‘Ini yang perlu kita tingkatkan dan dorong terus. Jatim dan beberapa daerah mungkin secara parsial sudah memanfaatkan. Namun di tempat lain harus diakui kita masih lemah,’ terangnya.
Di sisi lain, Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim, Isdarmawan Asrikan, menilai belum optimalnya kinerja ekspor di awal tahun akibat memang kinerja perdagangan internasional belum begitu dinamis.
‘Harusnya pemerintah pusat paham karena ini memang siklus tahunan. Tiap awal tahun pengusaha internasional pasti belum gencar melakukan perdagangan. Mereka lebih cenderung membaca arah dan kondisi pasar lebih dulu,’ ungkap Isdarmawan.
Biasanya, lanjut Isdarmawan, peningkatan kinerja baru akan terlihat pada triwulan kedua 2010. San ia yakin, pertumbuhan pada periode tersebut akan sangat signifikan, khususnya untuk lingkup Jatim.
‘Kalau mau jujur, memang ekspor kita antara Desember 2009 hingga saat ini memang masih minus 2,97%. Data pengajuan SKA secara nasional memang belum mengalami peningkatan yang cukup besar, namun pengajuan SKA di Disperindag Jatim sudah mencapai 30%. Ini sudah menunjukkan peningkatan yang cukup bagus. Itu artinya ke depan kinerja eksppr bisa dipastikan juga akan meningkat relatif tajam,’ lanjutnya.
Menurutnya, beberapa komoditi ekspor yang bisa diharapkan meningkat diantaranya adalah komoditas kertas, tembaga, tekstil dan produk tekstil (TPT), produk pertanian dan perkebunan serta beberapa komoditi lain yang selama ini telah menjadi andalan kinerja ekspor Jatim. kbc6
sumber:kabarbisnis.com