Direksi PT. Pelindo III mengedakan Rapat Kerja Tahun 2010 pada tanggal 10 s/d 12 Maret 2010, peserta Rapat Kerja adalah pada General manager dan jajaran dari 18 cabang, pada saat pembukaan hadir pula para Direksi anak perusahaan seperti PT. TPS, PT BJTI, PT Portek, RS PHC dan PT Ambang Barito Persada. Rapat Kerja tersebut dibuka oleh Mudjito, Komisaris Utama PT Pelindo III di Lantai V, Kantor Pusat.
Mudjito, Komisaris Utama PT. Pelindo III saat membuka Raker Tahun 2010, didampingi oleh Djarwo Surjanto, Dirut Pelindo III
Djarwo Surjanto, Direktur Utama Pelindo III, saat pembukaan mengatakan bahwa, agar rapat kerja ini menjadi acuan program kerja tahun 2010 dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, jitu dan cermat termasuk kesiapan Pelindo III sebagai terminal operator, dan kesiapan yang perlu dilakukan adalah mencermati spesialisasi terminal berdasarkan perilaku handling, menetapkan kriteria minimal untuk PBM yang dapat bekerjasama dengan Pelindo selaku Terminal Operator dan. Saat ini masih ada 6 pelabuhan yang rugi yaitu Probolinggo, Celukan Bawang, Kupang, Maumere, Bima, Tegal. Diharapkan ditahun 2010 dan 2011 sudah tidak rugi, ada yang membanggakan kita bahwa akhir tahun 2009 terdapat dua pelabuhan yang diperkirakan rugi yaitu Pelabuhan Kuma semulai dianggarkan rugi (Rp. 705 juta) ternyata realisai Laba sebesar Rp.1.4 Miliard, dan Pelabuhan Lembar semula dianggarkan rugi (Rp. 86 juta), namun relisasinya memperoleh Laba sebesar Rp. 380 juta, upaya pelabuhan cabang yang masih rugi agar memperhatikan hal-hal seperti upaya kreatif peningkatan pendapatan, upaya pengendalian biaya, evaluasi segmen usaha dan restruktisasi organisasi, tetap memberikan kesempatan para General manager dan jajaran masing-masing cabang untuk tetap mencari trobosan dan inovasi guna meningkatkan produktivitas dan memaksimalkan potensi dipelabuhan tersebut, demikian juga kita akan mengkaji kembali tarif yang berlaku untuk dihitung kembali dengan biaya produksi per segmen pelayanan, atau yang disebut ”individual port tarif”
Menurut Iwan Sabatini, Corporate Public Relation bahwa yang menarik adalah acara rapat kerja juga dilaksanakan pergantian beberapa General Manager pelabuhan cabang, yaitu untuk GM Tanjung Perak dari Achmad Baroto digantikan oleh Udaranto Pudji Harnowo (dari GM TPKS Semarang), I Putu Ariawan menjadi GM TPKS yang sebelumnya adalah Deputy GM Tanjung Perak, Pejabat lain adalah Edi Priyono menjadi GM Kumai, Kalimantan Tengah, dan pergantian ini adalah merupakan kebutuhan organisasi, sekaligus untuk pola pengembangan karier, sedangkan tema dalam rapat kerja ini adalah ” Satukan tekad. Kita tingkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan yang prima”
Talkshow disela rapat kerja, hadir Syarif Hadiwijaya (paling kiri), Prabowo Budhi Santoso (tengah), Isdarmawan Asrikan (tengah) dan Iwan Sabatini (moderator/kanan)
Pada rapat kerja tersebut juga hadir para stakeholder yang diwakili oleh Syarif Hadiwijaya dari PT Meratus, Prabowo Budhi Santoso dari PT Samudera Indonesia, dan Isdarmawan Asrikan dari GPEI, untuk berkesempatan mempresentasikan peluang dan tantangan bisnis saat ini, serta harapan sebagai pengguna jasa kepada Pelindo III, sekilas dipaparkan tentang ”ship follow the trade” atau ”trade follow the ship” atau pula ” trade dan ship follow Pelindo III” artinya Pelindo III benar-benar diharapkan keberadaanya dan diminta untuk selalu meningkatkan produktivitas dan Kinerjanya, karena outputnya juga dirasakan oleh bagi pengguna jasa, seperti kesediaan fasilitas dermaga, lapangan penumpukan, sarana jalan dan penerangan serta kemampuan SDM yang handal guna mendukung bisnis dipelabuhan agar cepat, lancar dan aman. Dijelaskan pula bahwa saat ini ancaman krisis dalam bisnis masih mengancam dunia pelayaran karena muatan yang kurang dan biaya operasional tinggi ditambah dengan kompititer yang ketat, hanya saja bisnis logistik maritim ini masih didongkrak arus barang domestik, sebagai contoh terluhat banyak kapal-kapal barang dan petikemas yang overstay di sekitar pelabuhan di Singapore, distilahkan ”sate termahal didunia” hal tersebut karena muatan yang menurun jika dimuat maka tidak mencapai biaya freight kapal.
Menurut Iwan bahwa Manajemen Pelindo III pada tahun 2010 menargetkan pendapatan sebesar Rp. 1,5 Miliard potensi dari seluruh cabang-cabang selain dengan anak perusahaan, adapun secara total Laba induk (kontribusi cabang) sebesar 50,42%, dari TPS 35,27%, dari PT.RSPS 0,90%, PT BJTI 13,07% dan PT Portek 0,34%, , dari sisi operasional rencana kerja manajemen dibidang pelayanan kapal adalah penyempurnaan protap pemanduan pada cabang wajib pandu untuk cabang Tg Perak, Tg Emas, Tg Intan dan banjarmasin didalam pencapaian target tingkat keselamatan pemanduan 100% (zero accident), pencapaian approaching time tidak melebihi target/ standar yang ditetapkan seperti Tg Perak 3 jam, Tanjung Emas 1 jam, Tg Intan 2 jam dan Banjarmasin 5 jam, Untuk pelayanan terminal yaitu peningkatan produktivitas bongkar muat seperti pengadaan 1(satu) crane dan Grab 2 (dua) unit untuk kegiatan bongkar muat batubara di Tg Intan dan klinker, perpanjangan dermaga di Banjarmasin, relokasi handling petikemas dari pelabuhan Sampit ke Bagendang, dan dari Kumai ke pelabuhan Bumiharjo, serta pembangunan jaringan pipa CPO, secara keseluruhan memantapkan Pelindo III didalam meningkatkan Level of Service kepada stakeholder, hal ini ditunjukkan dengan rencana investasi infrastruktur dan suprastruktur untuk mendukung operasional pelabuhan sebesar Rp. 900 Miiard sebagai wujud kesiapan Pelindo III sebagai sebagai Terminal Operator,
(Humas.Pelindo III)