JAKARTA: Perusahaan bongkar muat (PBM) di pelabuhan mendesak kepastian berusaha untuk melakukan kegiatan bongkar muat seiring keinginan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II agar PBM melakukan investasi alat dan prasarana bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Bambang K. Rachwadi mengatakan saat ini nyaris tidak ada kepastian PBM yang akan melakukan investasi dengan jangka waktu tertentu.
“Di pelabuhan Tanjung Priok, misalnya, kalau sekarang PBM harus investasi bagaimana dengan kepastian bisa bekerja di Pelabuhan itu dan berapa lama waktunya,” ujarnya kepada Bisnis di sela-sela Munas I Yayasan An-Nas (wadah TKBM) Pelabuhan Tanjung Priok hari ini.
Dia mengatakan PBM dan PT pelindo hendaknya bersinergi dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kelancaran arus barang di Pelabuhan dengan saling melengkapi kekurangan di lapangan.
“PBM siap berinvestasi alat dan pengembangan fasilitas untuk mendorong peningkatan fasilitas yang sebelumnya sudah di siapkan oleh Pelindo,” paparnya.
Bambang menambahkan saat ini terdapat lebih dari 80 PBM yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok yang semuanya memiliki pangsa pasar dengan skala yang berbeda.
“Ada yang marketnya kecil, menengah dan besar. Mestinya semua PBM itu mendapat kesempatan yang sama untuk berkompetisi agar kegiatan bongkar muat di Pelabuhan lebih terjamin dan lancar,”tuturnya.
Beberapa waktu lalu, Pelindo II Tanjung Priok telah melakukan penetapan mitra kerja 16 PBM di Pelabuhan tersibuk di Indonesia itu. Selain dituntut produktivitasnya, 16 mitra PBM itu juga diharuskan melakukan investasi peralatan dan fasilitas bongkar muat untuk menunjang kegiatan di lapangan dan dermaga. (arh)
sumber: bisnis.com