01 Agustus 2008
BUMN Dilarang Sumbang Parpol
28 Juli 2008
MENCIPTAKAN PELUANG EMAS DI TANJUNG EMAS
28 Juli 2008
KEAMANAN KAPAL & PELABUHAN MENJADI PERTARUHAN
24 Juli 2008
BATULICIN DISOROT MENJADI KE HUBPORT
24 Juli 2008
TARIF NAIK, BAGAIMANA PROSPEK DIPELABUHAN
  Lihat buku tamu
  Isi buku tamu
  Jumlah pengunjung : 11522
  Pengunjung online : 1
Foto lain >>
  Corporate Secretary
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III
[email protected]
BATULICIN DISOROT MENJADI KE HUBPORT
Dirjenla dan Gubernur Kalsel sama-sama setuju
mendorong Batulicin menjadi hubport. Bagaimana
dengan keterbatasan lahan pengembangan ?

NAMA Batulicin mungkin didapat dari masa lalu, ketika transportasi darat dari Ibukota Kalimantan Selatan ke Kabupaten Kotabaru masih terkendala oleh banyaknya badan jalan dan jembatan yang sering jadi mangsa air hujan dan pasang laut, hingga selalu dalamn kondisi licin.
Pada masa maraknya bisnis kayu illegal beberapa tahun silam, nama Pelabuhan Batulicin terhitung kalah gengsi disbanding dengan Pagatan dan Sungai Danau yang menjadi sebagian outlet kayu bermasalah dari Kalsel ke Jawa. Bahkan sebagai batu loncatan menyeberang dari Kalimantan ke Pulau Laut, posisinya masih kalah bila dibanding dengan Simpang Empat yang sampai kini masih menjadi pelabuhan ferry.
Tetapi saat ini, untuk menuju ke Pulau Laut sudah ada berbagai sarana angkutan, mulai dari ferry yang menghubungkan Tarjun-Stagen, speedboat yang setiap waktu bisa disewa, dan terdapat angkutan udara dari Banjarmasin.

Demam Hubport
Perkembangan kota kecamatan Batulicin dimulai sejak mamasuki era 90-an. Saat itu mulai muncul kapal-kapal besar pengangkut berbagai kebutuhan pokok dari Pulau Jawa untuk kawasan tenggara Kalimantan, dan sebaliknya mulai mengangkut hasil tambang dan perkebunan dari beberapa kabupaten yang jadi pendukung pelabuhan Batulicin. Kapal-kapal dengan draft lebih dari 6 meter memang menghadapi kendala bila harus mendarat di pelabuhan lain. Maka sebagai pilihan utama adalah Batulicin yang berperairan tenang karena terlindung oleh pulau Suanggi dan Pulau Laut.
Ketika mobilitas penduduk mulai tinggi dan hinterland Batulicin mulai booming batubara dan CPO, pelabuhan kawasan Pelindo III Cabang Kotabaru tersebut telah siap dengan fasilitas dermaga serta kolam pelabuhan berkedalaman -9 meter LWS. Dengan kondisi yang ada saat itu, Pelabuhan Kawasan Batulicin cukup siap melayani kapal-kapal barang dan penumpang yang secara regular mulai berkunjung.
Tatkala kemudian Batulicin menjadi Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu yang merupakan pemecahan wilayah administratip Kabupaten Kotabaru, pertumbuhannya menjadi kian pesat. Kemudian Berbagai wacana bermunculan, mulai adanya keinginan menjadikan Batulicin sebagai pelabuhan hub nasional, hingga pemikiran pembangan menjadi hub port internasional. Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Arifin, beberapa saat lalu sempat mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan Batulicinagar menjadi pelabuhan berkelas internasional. Untuk itu, ia menugasi Dinas Perhubungan Provinsi melakukan kajian lebih lebih jauh.

Booming Batubara
Dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan bongkar muat petikemas CPO dan batubara di kawasan ini, Managemen Pelindo III sudah menyetujui mengembangkan Pelabuhan Kawasan Batulicin. Sebagai langkah awal, akan dilakukan perkerasan lahan untuk lapangan penumpukan jelas Direktur Operasi Pelindo III Faris Assagaf kepada Reporter Dermaga beberapa waktu berselang.
Dirops juga menjelaskan bahwa upaya membangunan lapangan penumpukan untuk petikemas di Batulicin terdorong oleh kondisi eksisting pelabuhan yang sudah kian terasa sempit. Dengan membangun lapangan penumpukan seluas 1.500 meter2, diharap throughput petikemas yang saat ini telah mencapai 14.000 boks diharapkan akan bisa lebih meningkat. Kebijakan yang ditempuh Direksi Pelindo III tersebut dapat dinilai sebagai langkah jangka pendek, mengingat di masa mendatang pertumbuhan Batulicin diperkirakan akan semakin tinggi,mengingat kian bertambahnya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan outlet pengapalan Batubara, CPO, semen, dll.
Pada perbincangan dengan Dermaga, Dirops sempat mengingatkan: Batubara untuk masa sekarang memang mendominasi arus bongkar muat di Cabang Kotabaru, dengan prosentasi 62% dari keseluruhan volume. Tetapi komoditas ini mempunyai sifat fluktuatif, sesuai dengan permintaan pasar. Ssekarang memang sedang terjadi booming, tetapi bisa saja pada suatu saat nanti akan terjadi kejenuhan pasar. Lebih dari itu, batubara merupakan bahan galian yang tak dapat diperbaharui. Suatu saat kelak persediannya bisa habis hingga jauh-jauh hari harus dicari peluang lain agar pelabuhan tidak kembali kehilangan kesempatan. Hal ini berbeda dengan komoditas yang bisa diperbaharui seperti CPO yang merupakan produk dari kelapa sawit.
Menurut General Manager Pelindo III Cabang Kotabaru Deni Hermanto, yang bisa diperbuat saat ini dalah memanfaatkan wind fall dari booming batubara yang ada di lingkungan pelabuhan yang dipimpinnnya. Namun disamping itu, ia juga terus mencari terobosan guna memenuhi target laba usaha untuk triwulan pertama yang ditetapkan sebesar Rp.13,5 miliar. Ujar Deni Hermanto: Sejauh ini pertumbuhan Cabang Kotabaru cukup bagus, seperti telah terbukti dengan telampauinya target laba usaha yang sampai akhir Maret 2008 sudah kami capai Rp.18 miliar.

Collecting Port
Selain adanya keinginan Pemprov Kalsel untuk mengembangkan Batulicin dan kesiapan Pelabuhan III, ternyata Pemkab Tanah Bumbu juga memiliki kepentingan dari perkembangan pelabuhan yang kini masih berstatus kawasan ini. Pemkab Tanah Bumbu pada saat ini tengah memfokuskan pertumbuhan ekonomi wilayahnya dengan menarik calon-calon investor yang berminat menanamkan guna membangun industri di kawasan tenggara Kalimantan. Di antara industri berskala besar yang segera akan dibangun di kawasan industri yang tengah disiapkan antaralain pabrik baja hasil kerjasama dengan PT Krakatau Steel.
Selain yang masih dalam perancanaan, diantara proyek-proyek besar yang kini sudah berjalan antaralain peningkatan kapasitas kebun kelapa sawit dan pengolahan CPO yang dilakukan Sinar Mas Grup, industri kayulapis Kodeco dan perluasan pabrik semen jelas GM Pelabuhan Kotabaru.
Pengembangan Pelabuhan Batulicin, pada dasarnya tak hanya menguntungkan bagi Pemkab Tanah Bumbu, tetapi juga dapat memberikan peluang bagi beberapa kabupaten lain di sekitarnya seperti Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Kotabaru. Dengan demikian Batulicin akan berfungsi sebagai pelabuhan pengumpul (collecting port) bagi komoditas dari Kaimantan, sekaligus menjadi pelabuhan pembagi (distributin port) bagi komoditas yang masuk, utamanya sembako, alat-alat teknik, alat-alat rumah tangga hingga barang-barang lain yang diperlukan oleh penduduk setempat. Apalagi Batulicin sudah sejak lama menjadi pelabuhan tujuan dan pemberangkatan penumpang dari dan ke Jakarta, Semarang, Surabaya, Samarinda dan Makassar yang dihubungkan dengan pelayaran berjadwal dengan kapal-kapal yang dioperasikan oleh PT Pelni, PT Dharma Lautan Utama dan PT Prima Vista.
Pelabuhan Batulicin juga memiliki persyaratan jadi pelabuhan hub internasional, karena lokasi gografisnya yang berada pada sisi barat Selat Makassar yang merupakan bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2, yang menghubungkan samudera Hindia dengan samudera Pasifik. Jalur pelayaran ini juga merupakan penghubung benua Australia dengan negara-negara Jepang, Korea, China dan Taiwan.

Keterbatasan Lahan
Guna mengembangkan Pelabuhan Batulicin, kami akan menghadapi kendala keterbatasan daerah kerja daratan yang hanya seluas 87 hektar. Selain sempit, lahan tersebut juga sudah terkepung oleh pertumbuhan kota yang cukup pesat. Kalau semula lahan pendukung di belakang pelabuhan masih berupa tanah kosong, sekarang sudah menjadi area bisnis, hingga akan hingga sulit dibebaskan ungkap Dirops Pelindo III.
Pelabuhan Batukicin saat ini mengoperasikan dermaga sepanjang 70 meter dengan lebar 8 meter untuk bongkarmuat general cargo, sedang dermaga untuk kapal penumpang berukuran 100 meter dengan lebar 8 meter. Meskipun dalam kondisi tertentu normal, fasilitas yang ada masihcukup untuk melayani kunjungan kapal, tetapi pada waktu-waktu tertentu saat peak session mulai terasa perlunya tambahan fasilitas. Manager Kawasan Batulicin Bambang Priono berucap kepada Dermaga: Seringkali kami harus putar otak mensiasati kondisi ini. Kalau suatu saat ada kapal barang yang memanfaatkan dermaga, kemudian disusul kunjungan kapal penumpang, maka kami harus mengatur agar kapal barang melakukan gerakan keluar kolam dan sementara waktu berlabuh untuk memberi kesempatan kapal penumpang tambat sesuai dengan ketentuan. Sulitnya kalau kondisi cuaca kurang bagus, maka debarkasi penumpang bisa lambat dan kapal penumpang harus lebi lama tambat di dermaga, maka seringkali harus kami sikapi dengan bijak agar tak ada yang merasa dirugikan.
Wacana mengembangkan Batulicin menjadi pelabuhan hub merupakan satu hal, sementara dukungan infra dan suprastruktur menjadi hal lain yang perlu difikirkan. Sebab dengan masih terdapatnya berbagai kendala transportasi seperti lemahnya infra dan suprastrukture, akan menyurutkan minat calon investor.

(humas pelindo III)***
Berita lain pada bulan ini:
1.BUMN Dilarang Sumbang Parpol  (01 Agustus 08)