JAKARTA – Kementerian Negara BUMN meminta setoran dividen BUMN 2009 dikurangi, menyusul penurunan harga komoditas di pasar dunia, terutama minyak. Dalam APBN 2009, pemerintah menargetkan total setoran dividen BUMN Rp33,1 triliun.
“Kami menganggap angka tersebut belum realistis, karena harga minyak saat ini turun dan harga seluruh komoditas juga turun. Jadi, kami berharap akan ada revisi ke bawah,”ujar Sekretaris Menteri Negara BUMN Said Didu Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/9).
Menurut Said, target setoran dividen 2009 sebesar Rp 33,1 triliun tersebut berasal dari Pertamina Rp 13,5 triliun dan non-Pertamina Rp 13,8 triliun. Dividen juga diperoleh dari penambahan windfall minyak Pertamina Rp 9,8 triliun dan dikurangi dari dividen interim Pertamina Rp 4 triliun.
“Khusus untuk sektor perbankan akan menyumbang sekitar 12,9% dari total dividen,”ujar Said.
Dia menambahkan, pemerintah akan menerapkan ketentuan mengenai setoran dividen sesuai kondisi perusahaan dan rencana pengembangan masing-masing BUMN.
“Kami tidak akan mengorbankan apapun, termasuk rencana pengembangan masing-masing BUMN. Kami sudah tanya satu demi satu BUMN berapa arus kas mereka. Intinya jangan sampai itu terganggu,”kata Said.
Secara terpisah, Ketua Komisi VI DPR Totok Daryanto menilai, permintaan penurunan setoran dividen itu wajar, mengingat harga-harga komoditas menurun sekitar 40%. Dengan demikian, dividen yang wajar untuk tahun depan berkisar Rp 20-30 triliun.
Dia menambahkan, penurunan tersebut juga terkait dengan subsidi yang menurun, seiring merosotnya harga minyak dunia. Namun, dia mengingatkan agar usulan pengurangan setoran dividen itu tidak membuat kinerja BUMN menurun.
Bisa Dialihkan
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis mengungkapkan, dividen sudah ditetapkan dalam nota keuangan. Jika di tengah jalan berubah lagi, menurut dia, perhitungannya harus realistis.
“Pihak DPR rasional saja. Jika memang ada variabel yang berubah, bisa saja dividen harus berubah. Namun, alasan bahwa harga komoditas turun, itu tidak bisa dijadikan alasan,”kata Harry.
Menurut dia, dividen BUMN tidak hanya diambil dari sektor migas, tapi sektor telekomunikasi yang masih tumbuh pesat. Jadi, kata dia, dividen yang awalnya sebagian besar didapat dari sektor migas bisa dialihkan dari sektor tersebut.
“Sudah biasa kalau untuk setoran ke negara, mintanya sedikit. Tapi, kalau untuk belanja kementerian atau lembaga, minta sebanyak-banyaknya,”tutur Harry. (Investor Daily/Hum@s/dan)