Untuk antisipasi peningkatan kegiatan pelabuhan di wilayah Indonesia Timur, PT Pelabuhan Indonesia III semakin serius untuk mengembangkan sejumlah fasilitas dermaga di beberapa pelabuhan yang dikelolanya, upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi keberadaan Undang-Undang Pelayaran No 17/2008 dan lebih khusus untuk memperkuat dan mengefektifkan sejumlah sektor usaha yang dimilikinya.
Program pengembangan yang dilakukan BUMN sektor kepelabuhan itu diproyeksikan sebagai program jangka panjang yang akan menghabiskan dana triliunan rupiah. Dengan demikian diharapkan ketika datangnya era liberalisasi pada sektor kepelabuhan dengan diberlakukannya UU Pelayaran, Pelindo III tetap dapat eksis dalam berbisnis dan berusaha.
Sejumlah proyek skala besar yang telah dibuat Masterplan-nya diantaranya pengembangan fasilitas dermaga Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sepanjang 2 km dengan investasi Rp 4 triliun dalam lima tahun ke depan. Upaya itu dilakukan sebagai bagian dari pengembangan tujuh pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo III untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas barang akibat keterbatasan fasilitas di pelabuhan.
Selain Tanjung Perak, pelabuhan yang dikembangkan adalah Tanjung Emas (Semarang), Pelabuhan Gresik (Jawa Timur), Pelabuhan Trisakti Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Pelabuhan Sampit dan Kumai (Kalimantan Tengah), serta Pelabuhan Benoa (Bali).
Direktur Utama Pelindo III Suprihat menyatakan, pengembangan dermaga Tanjung Perak sepanjang 2 km akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun atau 400 meter per tahun. Dana yang dibutuhkan untuk proyek itu diperkirakan mencapai Rp.4 triliun. Pengembangan dermaga di pelabuhan Tanjung Perak itu untuk menghindari stagnasi arus bongkar muat barang dan petikemas di pelabuhan nomer dua terbesar di Indonesia yaitu Tanjung Perak, dan program pengembangan jangka panjang itu sebenarnya merupakan rencana besar yang telah lama dirancang pihak Manajemen, bahkan terkait rencana itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan apresiasi yang sangat positif
Saat berkunjung ke Tanjung Perak belum lama ini, Wapres meminta agar Direksi Pelindo III segera melakukan pengembangan fasilitas dermaga tersebut sepanjang minimal 1 km setiap tahun. Sehingga dalam lima tahun akan ada progress yang maksimal terhadap pengembangan tersebut menjadi ujud nyata.
Kata Dirut Pelindo III mengatakan ’Tetap akan dipenuhi, namun tidak bisa maksimal seperti target yang dibebankan itu, Manajemen akan berusaha untuk memenuhi secara bertahap, bukannya tidak mampu memenuhi permintaan tersebut, tetapi untuk menghindari stagnasi aktivitas di Pelabuhan, pengembangan dinilai cukup 400 meter per tahun. Perbaikan sepanjang itu pun sudah menimbulkan kepadatan karena fasilitas dermaga berkurang untuk empat kapal.
Bangun 3 dermaga Rp. 1,16 triliun
Selain rencana pengembangan itu. PT. Pelindo III juga sedang melakukan proyek pembangunan tiga dermaga yaitu Terminal Multipurpose Nilam Timur Pelabuhan Tanjung Perak, Terminal Petikemas (TPK) di Pelabuhan Banjarmasin dan Terminal Batubara di Pelabuhan Kalimantan Tengah dengan total nilai proyek Rp.1,16 triliun.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha Pelindo III Robert Hasiholan Sianipar menambahkan pihaknya juga sedang membangun terminal serbaguna di dermaga Nilam Timur Tanjung Perak, Terminal itu dilengkapi tiga unit gantry crane dan 3,7 hektare lapangan penumpukan petikemas berkapasitas 271.480 TEUs per tahun dan diharapkan beroperasi pada tahun ini, pengembangan tiga terminal yang kini tengah digarap proses pembangunannya di Tg.Perak, Banjarmasin dan Kalteng merupakan bagian pengembangan besar dengan total Rp.4 triliun tersebut.
Sedangkan alokasi anggarannya ketiga terminal itu mencapai Rp.1,16 triliun. Pembangunan Terminal Multipurpose Nilam Timur (Tg.Perak) akan menelan Rp 289 miliar yang terbagi dua proyek yaitu infrastruktur menelan dana Rp. 105 miliar dan suprastruktur menghabiskan Rp.184 miliar.
Dana pembangunan TPK di Banjarmasin mencapai Rp. 862 miliar dan terminal batubara di Kalteng senilai Rp.15 miliar.
Pembangunan terminal multipurpose (multiguna) di Tg Perak itu dibangun dengan tujuan untuk peningkatkan kapasitas terpasang dan kemampuan pelayanan pelabuhan serta merevitalisasi dermaga konvensional menjadi modern dengan tambahan fasilitas gantry crane, Proses modernisasi dermaga Nilam Timur itu disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan perkembangan arus peti kemas.
TPK Banjarmasin Rp.862 miliar
Proyek yang dinilai relatif besar karena menelan dana hampir Rp. 1 triliun adalah pembangunan TPK di pelabuhan Banjarmasin. Proyek itu bertujuan untuk memodernisasi fasilitas dermaga sehingga meningkatkan kinerja operasional dan kualitas pelayanan.
Proyek TPK Banjarmasin terdiri atas dua jenis yaitu infrastruktur yang menelan dana Rp.681 miliar dan suprastuktur senilai Rp.181 miliar
Proyek itu rencananya akan mencakup pengembangan dermaga menjadi panjang dengan ukuran 240 x 36 meter. Sedangkan container yard (lapangan penumpukan petikemas) akan dibangun seluas 2,7 hektare. Penyediaan peralatan berupa dua unit gantry crane dan 12 unit head truck & chasis, penambahan alat dua unit container crane untuk mempercepat bongkar muat menjadi sebanyak 258.532 TEUs, sedangkan pembangunan terminal batu bara di Kalteng, dilakukan manajemen untuk menjadi terminal transhipment guna menunjang kegiatan bongkar muat batubara, yang dilengkapi dengan peralatan modern.
Pengerukan Nilam dan Jamrud
Selain itu , di dermaga Nilam Barat tengah dilakukan pengerukan kolam dari -8 meter menjadi -10,5 meter. Pendalaman kolam dermaga ini untuk melayani kapal muatan curah cair sebesar 1,7 juta ton per-tahun.
Pengerukan kolam juga berlangsung di dermaga Jamrud Selatan sehingga kedalamannya menjadi -10,5 meter. Dermaga itu diperlebar menjadi 8 meter agar bongkar muat peti kemas lebih lancar dan mampu menerima beban alat berat.
Pengerukan tersebut dilakukan lebih dengan tujuan untuk semakin memperbesar kapasitas kolam agar bisa dilalui kapal dengan ukuran yang lebih besar.
Sebelumnya manajemen Pelindo III juga berencana melakukan pengerukan di alur Selat Madura dari 10,5 meter menjadi 12 meter sehingga lalu lintas kapal ukuran besar khususnya kapal peti kemas generasi besar akan dapat melalui alur itu. Selain pengurukan alur, rencananya Pelindo III juga akan memperlebar alur Selat Madura.
Bila upaya pengerukan dan pelebaran alur Selat Madura bisa dilakukan maka arus ekspor-impor dari dan menuju ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya akan semakin ramai intensitasnya.
Proyek pengembangan lainnya
Manajemen Pelindo III juga akan melakukan pengembangan di pelabuhan Gresik, Jawa timur berupa penyediaan fasilitas terminal muatan curah kering dan kayu gelondongan, juga sedang membangun dermaga di pelabuhan Gresik untuk melayani muatan curah kering dan kayu gelondongan guna mengurangi beban pelabuhan Tanjung Perak, Pengembangan di Gresik lebih bertujuan untuk bisa men-share beban muatan dan arus bongkar muat curah kering dan kayu gelondongan di pelabuhan Tg.Perak ke pelabuhan Gresik .
Suprihat juga menjelaskan Pelindo III juga akan mengembangkan dermaga Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), bahkan kini prosesnya telah selesai. Dermaga TPKS sudah diperpanjang 100 meter dari 400 meter kini menjadi 500 meter dan ditambah dua unit crane. Disisi lain fasilitas TPKS untuk menampung petikemas juga diperluas, lapangan penumpukan petikemas TPKS diperluas, sehingga kapasitas tampungnya menjadi 442.000 TEUs., PT.Pelindo III juga melakukan pembenahan di pelabuhan Sampit, yakni penambahan kapasitas tampung peti kemas menjadi 28.000 TEUs dan menyiapkan tambahan fasilitas muatan CPO menjadi 290.000 ton. Program ini seiring dengan proyek pembangunan terminal batu bara di Palangkaraya, Kaltim.
(Humas-PelindoIII/bi)