Sebuah kapal tanker LNG dikejar dan ditembak oleh sembilan bajak laut dalam sebuah speed boat pada tanggal 6 November, sekitar 30 mil laut barat daya Bonny, Nigeria, menurut Pusat Informasi Pembajakan IMB.
Para kru mengangkat alarm, berkumpul di benteng, dan mengaktifkan sistem peringatan keamanan kapal.
“Para perompak mendekati kapal beberapa kali tetapi karena peningkatan kecepatan dan manuver mengelak, para bajak laut tidak berhasil dan kemudian membatalkan serangan itu,” kata IMB.
Kapal dan awak kapal dilaporkan aman. Serangan lain telah dilaporkan di Teluk Guinea oleh pialang keamanan independen Asket.
Asket mengatakan dalam sebuah penasehat bahwa pada 11 November, sekitar 10 mil laut dari mulut sungai Niger, sebuah kapal diserang oleh delapan pria bersenjata dengan wajah tertutup. Kapal motor didekati oleh kapal kecil berwarna biru, namun pembajakan tampaknya telah dicegah.
Baik awak dan kapal itu selamat, Asket mengatakan mengutip data dari panggilan telepon.
Organisasi pembajakan mendesak para marinir untuk berhati-hati ketika melakukan transit di daerah tersebut.
Waspadai penculikan awak kapal di daerah rawan
Lokasi yang dimaksud adalah Teluk Guinea telah menjadi titik panas utama bagi penculikan awak. Pada akhir Oktober, empat anggota awak kapal tunda / pasokan kapal berbendera Singapura yang tidak disebutkan namanya diculik sekitar 60 mil laut selatan Republik Kongo, Afrika Barat, pengawas pembajakan Asia, informasi ReCAAP.
Sekelompok 10 pelaku bersenjata dengan senjata menaiki kapal berlabuh, menyerang kru dan merusak peralatan radio kapal, sebelum menculik pimpinan kapal, chief engineer, chief officer dan anggota kru dek.
Para awak yang diculik dibawa ke kapal tanker berbendera Panama, yang sebelumnya dibajak oleh perompak, dan dilaporkan melanjutkan ke Nigeria, kata ReCAAP.
Kejadian pembajakan ini di daerah tersebut memang kerap membuat kapal yang melintasi daerah tersebut merasa waspada. Ancaman penculikan hingga tindakan kekerasan tak sungkan dilakukan oleh para perompak yang sedang melancarkan aksinya. Tindakan yang berulang ini tampaknya perlu mendapat perhatian sehingga kapal-kapal yang melintas perlu mendapatkan pengawalan khususnya kapal yang mengangkut barang-barang bernilai tinggi.