SURABAYA,kabarbisnis.com: Pelabuhan Sampit awal Juni 2010 telah melaksanakan soft opening untuk kegiatan bongkar muat petikemas. Handling awal dilakukan KM Meratus Barito voy 20 yang memuat 154 kontainer dan telah dihandling oleh Pelindo III cabang Sampit.
Kegiatan bongkar muat petikemas ini menandai kesiapan Sampit sebagai terminal operator dalam rangka menyongsong pemberlakuan UU no. 17/2008 yang mengamanatkan sebagai terminal operator.
General Manager Pelabuhan Cabang Sampit Abdul Rofid Fanany menyatakan bahwa kegiatan bongkar muat ini sementara didukung oleh fasilitas peralatan bongkar muat berupa 1 unit reach stacker(RS), 2 unit head truck dan chassis, serta 1 unit forklift, dan tidak lama akan didatangkan lagi alat berupa 1 unit RS dan 2 unit Head truck beserta chasisnya.
“Pengalihan kegiatan petikemas dari Pelabuhan (kota) Sampit ke Bagendang ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi pengguna jasa utamanya dari segi pelayanan mengingat dermaga yang memang didesain untuk kegiatan petikemas,” kata Fanany dalam keterangan yang diterima kabarbisnis.com, Selasa (15/6/2010).
Pelabuhan Bagendang, lanjutnya, juga menyediakan fasilitas container yard (lapangan penumpukan) yang lebih luas untuk dapat menampung lebih banyak petikemas dan gudang penumpukan yang sewaktu-waktu siap digunakan.
Dengan aktifnya kegiatan petikemas ke Bagendang, akan berdampak pada peningkatan produktifitas bongkar muat, sehingga waktu kapal di pelabuhan juga akan semakin cepat.
“Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap penurunan biaya operasioanal kapal yang selanjutnya akan menurunkan ongkos pengiriman barang melalui petikemas,” imbuh Fanany.
Menurut Iwan Sabatini, Kahumas Pelindo III bahwa dengan beroperasinya Terminal Bagendang Multipurpose diharapkan akan membawa multiplier effect bagi Kabupaten Kotawaringin Timur secara umum, dan masyarakat disekitar Bagendang khususnya.
“Karena dengan semakin intensnya kegiatan operasional bongkar muat di pelabuhan maka akan terbuka lapangan pekerjaan baru, serta menjadikan kota Sampit sebagai pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah,” jelas Iwan.
Dia menambahkan, pada tahun 2009 Pelabuhan Sampit yang mengandalkan Sungai Mentaya di Kalimantan Selatan telah mampu menghandling 27.238 Teus, dan kunjungan kapal sekitar 4.200 kapal, sedangkan arus barang 4 juta Ton, untuk arus penumpang sekitar 208.000 penumpang.
Kedepan, sambung Iwan, pelabuhan Sampit akan semakin berkembang dimana telah didukung dengan terminal crude palm oil (CPO). Masih menurut Iwan bahwa Pelabuhan Sampit diharapkan pada tahun 2010 ini dapat meraup laba sebesar Rp. 2,5 Miliard. kbc4
sumber:kabarbisnis.com