Cabang Pelabuhan

Bima

16. Bima



Realisasi arus kunjungan kapal luar negeri tahun 2010 sebesar 6 unit atau 3.061 GT sedangkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2010 adalah 2 unit atau 5.906 GT. Dengan demikian realisasi untuk unit adalah sebesar 300% atau melampaui target sebesar 200%. Hal ini disebabkan kunjungan kapal asing yang membongkar batubara, curah cair dan aspal yang berkunjung di pelabuhan kawasan Badas.

Realisasi arus kunjungan kapal dalam negeri selama tahun 2010 sebanyak 1.356 unit dan 993.991 GT, atau sebesar 81% untuk unit dan 102% untuk GT. Hal ini disebabkan penurunan kunjungan kapal-kapal ke pelabuhan Bima dan Badas dalam unit, sedangkan dalam GT mengalami kenaikan yang disebabkan faktor cuaca.

Realisasi arus barang tahun 2010 untuk bongkar sebanyak 264.606 Ton/M3 dan muat 92.986 Ton/M3, atau sebesar 106% untuk bongkar dan 53% dari anggaran 2010. Hal ini disebabkan sebagian besar hasil bumi seperti bawang merah, jagung dan kedelai banyak yang dikirim melalui jalur darat akibat faktor cuaca.

Realisasi arus BBM tahun 2010 sebanyak 233.843 Kl atau 115.50% dari anggaran 2010. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan BBM oleh masyarakat Kabupaten dan Kota Bima serta Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya.

Realisasi arus penumpang luar negeri tahun 2010 untuk penumpang turun/naik sebanyak 165 orang atau rhanya 19% dari anggaran karena kapal-kapal asing (pesiar) yang berkunjung di Pelabuhan Bima dan Kawasan Badas mengalami penurunan yang signifikan.

Realisasi arus penumpang dalam negeri tahun 2010 untuk penumpang tercatat sebanyak 58.614 orang atau 165% dari anggaran 2010. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah penumpang turun maupun penumpang naik. Harga tiket yang lebih terjangkau dibandingkan dengan sarana angkutan lainnya membuat para penumpang yang akan berangkat ke Makasar, Kalimantan, Malaysia, Benoa dan Surabaya lebih memilih naik kapal laut di Pelabuhan Bima untuk menggunakan sarana angkutan laut ke tempat tujuan masing-masing.

Realisasi arus muat hewan selama tahun 2010 sebanyak 8.905 ekor atau 54%. Hal ini disebabkan Dinas Peternaan Pemerintah Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa Besar membatasi pengiriman hewan keluar daerah untuk mejaga populasi hewan tersebut dan juga adanya pengaruh cuaca.